Saturday, January 17, 2015

Review Film HIJAB


Hari ini saya mendapatkan sebuah tantangan baru, untuk me-review sebuah film setelah menonton Film Hijab karya Hanung Bramantyo. Seperti biasa saya menonton di Citra21 Semarang. Saya belum pernah sesusah ini me-review sebuah film, saya hampir menghabiskan waktu lama hanya untuk menghadapi kertas kosong sambil berfikir apa yang akan saya tulis.

Film Hijab, bercerita tentang 4 sahabat yaitu Anin (Natasha Rizky), Tata (Tika Bravani), Sari (Zaskia Adya Mecca) dan Bia (Carrisa Puteri) yang diam-diam memulai bisnis fashion Hijab secara online dan mendirikan butik bernama Meccanism. Tata yang berhijab karena terpaksa untuk menutupi “pitak” dikepalanya dan sangat jago berdebat, Bia yang dijuluki si gadis “Hidayah” mengaku bahwa dia berhijab karena “terjebak” pengajian dan jadi ngetop karena menikah dengan Matnur (Nino Fernandez) yang berprofesi sebagai artis sinetron “Kerdus” Kerudung Dusta”.

Film yang juga ditaburi unsur komedi ini sukses membuat saya melotot dengan akting dari para tokohnya yang keren. Sudut penceritaan yang kuat, menciptakan konflik batin yang dibangun dengan sangat apik dan bisa membuat air mata saya mengalir. Musik yang mendukung menambah kesan Epic dari film ini, saya bisa merasakan bahwa film ini digarap dengan sangat serius. Terbukti dari actor dan aktris yang bermain di film ini, baru kali ini saa menonton sebuah film yang memasukan unsure komedi tapi bisa membuat saya meneteskan air mata.

Ketika sari mengucapkan “Anjrit” pada sebuah pengajian yang diadakan suaminya yaitu Gamal (Mike Lucock). Saya tertarik dengan konflik batin antara Anin dan Chuky (Dion wiyoko) meskipun Nampak biasa tapi konflik ini dikemas dengan istimewa dan mahal, seperti ketika chuky menghadiahi Anin buku “Han d’islande”.

Menurut saya untuk sementara film ini adalah film Indonesia paling bagus yang pernah saya tonton. Film yang menampar banyak omongan bahwa istri kodratnya mengurus anak dan mengurus suami nyatanya tidak berlaku pada film ini. Film ini juga mengajarkan kepada perempuan berkerudung . seperti kata Sari pada adegan dimana dia menagis ketika dihampiri bia dan tata. Dia mengatakan bahwa “Jangan melanggar ketentuan yang sudah ada, Kita tuh berhijab, harusnya kita bersikap sesuai syariat islam”.

Film ini juga mengajarkan saya tentang betapa pentingnya seorang sahabat dan keluarga bagi kehidupan kita, seperti kata Bia ketika dia menangis dihadapan anin, di berkata bahwa “Buat apa loe sukses kalo loe kehilangan keluarga dan sahabat-sahabat loe”. Film yang mengajarkan bahwa jadi Jujur tu nomer satu.

Overall saya tertarik dengan semua actor dan aktris yang bermain di film ini, saya memprediksi dan meyakini diantara mereka pasti akan mendapatakan penghargaan di FFI tahun ini ataupun festival film lainnya juga tidak menutup kemungkinan film Hijab bisa menjadi film terbaik dan sutradara terbaik.

Maaf, saya hanya bisa me-review film Hijab sebatas itu saja. Karena jujur sampai detik ini saya masih merasakan euforia dari film Hijab. Saya hampir tidak bisa berkata-kata ketika keluarga saya menanyakan “Bagaimana dengan Film Hijab?” hanya “Sumpah Bagus banget” jawaban yang bisa saya berikan.

Jika ditanya soal kesalahan, sejauh yang saya lihat Film hijab hanya mempunyai sedikit kesalahan editor & visual effect seperti ketika tata dan sari saling mengirim sms pada malam hari, awalnya di HP tata sms melihatkan bahwa sari yang mengirim sms tapi selanjtnya bukan nama Sari lagi melainkan namanya sendiri, itu artinya Tata mengirim SMS ke dirinya sensdiri., tapi saya tidak yakin betul bahwa itu adalah kesalahan atau mungkin memang disengaja.


Hijab adalah sebuah perjalanan peran untuk menjadi yang terbaik dan usaha untuk menjadi yang terbaik. 
Zahid Paningrome Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

No comments:

Post a Comment

Ayo Beri Komentar