Thursday, September 29, 2016

Bahas #ATHIRAH





#ATHIRAH adalah bentuk kelembutan dari seorang sutradara. Riri Riza berhasil menyampaikan energi positif kepada penonton melalui film yang lembut dan lugas, tidak basa-basi. #ATHIRAH menyusun gambarnya secara acak, tanpa ikatan yang kuat. Garis besar film disampaikan hanya dalam beberapa scene. Membuat kemungkinan adanya penonton yang bosan ditengah film. Tapi, tidak bagi saya. Film ini sadar betul bahwa adanya kemungkinan rasa bosan saat menonton, hal itu ditutupi dengan menyisipkan musik-musik otentik yang ditempatkan pada adegan transisi & stock shoot yang indah dan efektif.

Jelas Riri Riza & Miles Film jago membuat setting ditahun sekitar 50 hingga 60an. Kita tidak lupa film Gie, Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi yang juga punya Setting tempo dulu. Ruh itu terjadi di #ATHIRAH penggambaran setting yang sangat real membuat artistik film ini sangat meyakinkan. Tanpa menyalahi struktur tiga babak (awal, isi, akhir) #ATHIRAH seperti kapal yang berlayar dari satu perlabuhan ke pelabuhan yang lain. Pelan, lembut tapi lugas dan mengerti arah.

Film ini benar-benar menaruh Cut Mini sebagai nyawa utama. Tanpa berebut pencapaian peran terhadap tokoh yang lain. Terbukti dari porsi dialog yang lebih banyak, gesture & ekspresi yang lebih di eksplor. Christofer Nelwan yang menjadi UCU Remaja pun sengaja dibuat tidak terlalu banyak berbicara pada film ini. Menghindari disorientasi terhadap tokoh #ATHIRAH yang juga dipampang sebagai judul filmnya.

Jelas ada resiko besar bagi Produser untuk memutuskan mengangkat #ATHIRAH yang diangkat dari novel karya Alberthine Endah naik ke layar lebar. Isu  yang diangkat #ATHIRAH secara cerita adalah isu yang universal. Bahkan hingga kini hal-hal itu masih terjadi. Film ini benar-benar memfokuskan diri pada sosok #ATHIRAH yang rapuh dan sakit hati tapi mencoba untuk kuat dan bangkit. Kisah cinta UCU juga disampaikan benar-benar sangat tegas dan lugas, tanpa basa-basi. Ini yang saya suka. Saya tidak perlu membagi fokus saya pada lebih dari satu objek film.


Suara Nelwan yang menjadi prolog atau pengantar film sungguh menggetarkan. Disampaikan dengan cukup singkat dan tentunya lugas juga tegas. Itu adalah awal dalam teori struktur tiga babak (awal, isi, akhir) Riri Riza cukup membuatnya seperti itu dan sekali lagi tanpa basa-basi. Film ini berisi kompleksitas tokoh #ATHIRAH yang satu per satu di bedah oleh Sang Sutradara. Caranya menahan kepedihan, menunjukkan amarah tanpa dialog dan menggoda suami dengan tampil cantik nan anggun dengan kedua anting yang memikat Sang Suami. Ini lucu sekaligus menggelitik, bagi saya. #ATHIRAH tetap dibumbui adegan kocak dengan bahasa gambar dari Riri Riza. Tanpa perlu kebanyakan dialog. Ini adalah bentuk kecerdasan dalam membuat film.

Epilog atau akhir film ini juga lewat narasi suara tokoh UCU dewasa, yang "sialnya" suara tetap mirip dengan suara Nelwan di narasi awal film. Hal ini membuat saya tersenyum dan berkata "sialan" dalam hati. Getaran suara, logat dan cara berbicara benar-benar persis. Padahal dari dua orang yang berbeda.

Cara editing #ATHIRAH menunjukkan perasaan dan emosi tokoh-tokohnya. Contoh ketika UCU remaja membaca surat dari ibunya. Gambar dipotong tiga kali secara tegas hingga tokoh UCU memasukkan surat ke laci lalu menutupnya. Film ini padu dengan sangat baik. Sadar betul untuk tidak memaksakan durasi yang pada akhirnya akan merusak film itu sendiri.

Saya sempat bertanya kenapa harus mengganti tokoh Ida & UCU saat dewasa, karena itu bisa mengganggu konsistensi film itu sendiri. Untungnya tokoh dewasa itu keluar hanya di akhir film tidak memakan waktu dan durasi. Sekali lagi disampaikan secara tegas dan lugas. Tanpa basa-basi.

Terakhir. Menonton #ATHIRAH juga bisa membuat perut kita kenyang!!

Sekian,

Terimaksih.

#BanggaFilmIndonesia
#ATHIRAH

Zahid Paningrome Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Wednesday, September 28, 2016

HUJAN DINI HARI


Hujan dini hari,
titik dimana ruang tidak bicara soal luas

Kamu tidak tahu,
aku pernah sesakit itu mendengar ceritamu,
menahan rasa cemburu

Rasa sakit,
yang hingga kini terus hinggap,
tanpa kamu tahu

Merahasiakan soal rasaku,
rasa dimana semua
tak bicara apa adanya

Aku memang mudah jatuh cinta. 
Tapi, mudah juga lupa

Barangkali kamu lupa,
aku pernah seceria itu 
mendengar tawa riangmu

Membicarakan banyak hal,
perihal hujan dini hari

Hujan yang basah di keningmu,
hujan yang manja di bibirmu,
hujan yang ragu di matamu

Aku tidak melarangmu mendatangiku,
saat hubunganmu sedang kacau balau

Aku tetap membuka pintu,
untuk orang-orang 
yang mengalami penolakan—sepertiku

Sembari menahan rasa sakit,
tersenyum pahit,
bersembunyi di balik luka yang lirih

Hujan dini hari tadi jadi saksi,
aku bahagia melihatmu lebih bahagia.


Semarang, 28 September 2016
Zahid Paningrome Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Sunday, September 25, 2016

Bahas #FFB2016


Mari kita hentikan euforia Festival Film Bandung. Saya akan mencoba membahasnya satu per satu. Saya berhasil menebak setidaknya 6 dari total 11 nominasi Film Bioskop. Tidak sulit untuk menebak Rudy Habibie sebagai Film Terpuji, melihat FFB sangat memfokuskan diri pada film-film macam ini. Seperti Tjokroaminoto di tahun 2015 dan Soekarno di tahun 2014.

Rudy Habibie juga mendapatkan dua penghargaan keaktoran. Pemeran utama wanita terpuji lewat Chelsea Islan dan Pemeran pembantu wanita terpuji lewat Indah Permatasari. Dua nominasi itu juga sesuai dengan prediksi saya. Meskipun Dua penghargaan itu diraih dua orang sekaligus. Ine Febrianti lewat film Nay dan Nova Eliza lewat Aach, Aku Jatuh Cinta.

FFB2016 juga memberikan dua gelar terpuji pada dua nominasi lain. Skenario Terpuji lewat Ngenest & Aisyah: Biarkan Kami Bersaudara juga Penata Musik Terpuji lewat AADC dan Badoet.

Memberikan dua gelar terpuji dalam satu nominasi adalah ciri khas FFB. Setahu saya tidak ada festival film selain FFB yg memberikan dua gelar juara. Entah, antara dua peraih itu memang layak atau pengamatan juri yang kurang bisa menentukan satu pilihan. Well, kita lupakan paradigma dua juara dalam satu nominasi itu. Biarkan itu tetap menjadi ciri khas FFB & biarkan menjadi pertanyaan besar saya.

Tidak masuknya SITI sebagai Film terbaik FFI 2015, Surat Dari Praha sebagai Film Terbaik Usmar Ismail Award & A Copy Of My Mind yg membawa Joko Anwar meraih piala sutradara terbaik di FFI cukup mengagetkan saya. Apa yang menjadikan FFB tidak memasukkan tiga film itu cukup membuat saya terus bertanya "kenapa". Alasan dibalik itu, paradigma yang dipakai dalam penjurian.

Kita tidak lupa SITI juga meraih terbaik di FFI dalam dua nominasi lainnya. Penata Musik & Skenario Asli. Surat Dari Praha, membawa Tio Pakusadewo & Angga Dwimas Sasongko di Usmar Ismail Award dan A Copy Of My Mind yg juga meraih Aktris terbaik dan penata suara terbaik di FFI. 

Mungkin FFB 2016 ingin tampil beda, salah satunya dengan memasukkan Jingga yang hanya menjadi pemanis setiap nominasi, juga Aisyah dan 3 yang masing2 mendapatkan satu penghargaan terpuji. Yang cukup mengagetkan saya adalah ketika My Stupid Boss meraih penata artistik terpuji. Kalo juri memfokuskan diri hanya pada artistik tokoh Boss memang tidak salah. Tapi sayangnya kita berbicara soal film keseluruhan yang artinya, menurut saya AADC2 berhak mendapatkan predikat itu.

My Stupid Boss punya kesalahan kecil tapi fatal, karena kesalahan kecil itu tercipta pada properti yang dipakai tokoh Boss, seperti kabel mic yang terlihat lewat lekukan baju dan pelapis kepala yang tampak lentur (empuk) pada satu adegan ketika tokoh Boss menggaruk-garuk kepala. Saya mengira Reza akan mendapat predikat terpuji lewat Rudy Habibie, karena menjadi Boss pun sosok Habibienya tetap saja belum hilang.

Untuk pemeran pembantu pria saya setuju Tanta Ginting sebagai terpuji, seperti di tahun 2014 yang membawa dia juga meraih pemeran pembantu pria terpuji lewat film Soekarno. Pun juga Sutradara Terpuji yang diraih oleh Anggy Umbara. Untuk pemeran pembantu wanita terpuji saya lebih memilih Indah Permatasari ketimbang Nova Eliza. Sederhana saja, porsi Nova Eliza tidak sebanding dengan porsi permainan Indah di film Rudy Habibie. Perlu diketahui kata "pembantu" mengartikan bahwa peran itu bertujuan untuk membantu tokoh utama dalam pencapaian akting, bukan sekedar menjadi pelengkap. Sayangnya, Nova Eliza di Aach, Aku Jatuh Cinta tidak banyak membantu pencapaian film & tokoh utama, cenderung hanya menjadi pelengkap.

Yang menjadikan bingung adalah Pemeran Wanita terpuji. Chelsea Islan & Ine Febriyanti keduanya benar2 menjadi ruh dalam film, top performa. Chelsea Islan dengan logat Polandia dan dialog dalam Bahasa Indonesia, tidak mudah mencapai hal itu. Chelsea Islan adalah salah satu aktor dengan akting menangis yang baik dan tidak terlihat aneh apalagi memaksa. Ciri khas menangis dengan Gesture sesenggukan seperti menahan nafas benar2 menjadi kartu AS bagi Chelsea Islan. Memilih dua pemenang di nominasi ini adalah pilihan yang tidak salah. Saya setuju. Tapi, jika disuruh memilih satu, saya akan memilih Chelsea Islan.

Akting monolog Ine Febriyanti menjadi satu-satunya nyawa dalam film Nay. Selain Djenar Maesa Ayu yang dengan tangan dinginnya mendirect Ine menjadi perempuan yang sangat rapuh dan sakit. Saya lama mengenal Ine Febriyanti melalui panggung teater, dalam Film Nay pencapaian dia melebihi pencapaiannya dalam dunia teater. Chelsea Islan dan Ine Febriyanti dua aktor dengan skill dan Inner yang baik dan mumpuni.

Menjadi pertanyaan. Film yang menang dalam satu festival film harus meraih nominasi apa untuk menjadi film terbaik. Seperti SITI, dia dinobatkan menjadi film terbaik karena meraih Skenario Asli Terbaik. Biasanya film terbaik meraih paling tidak skenario, sutradara atau Pemeran utama terbaik. Seperti Cahaya Dari Timur: Beta Maluku di FFI 2014, yg membawa Chicco meraih Aktor Utama Terbaik,  sehingga membawa filmnya menjadi yang terbaik juga. Contoh film luar adalah Spotlight dalam ajang OSCAR 2016. Spotlight meraih Skenario Asli terbaik yang cukup menghantarkannya menjadi film terbaik.

Satu lagi yang agak membuat telinga saya gatal adalah ketika seorang mengibaratkan FFB seperti Golden Globenya Indonesia atau sebagai ajang pemanasan sebelum FFI. Perlu diketahui bahwa Festival Film Bandung punya cara penilaian dan paradigma tersendiri. Menyamakannya dengan festival lain adalah opini yang kurang masuk di akal dan tidak mendasar.

Sekian, terimakasih.
#BanggaFilmIndonesia
Zahid Paningrome Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Friday, September 16, 2016

DIALOG HUJAN


Aku sedang bicara pada hujan,
tentang bagaimana belajar berjalan

Hujan yang kelam
aku terdiam

Hujan bertanya pada bulan,
bagaimana belajar berjalan

Bulan tak menjawab,
mataku jadi sembab

Aku bertanya pada hujan,
kenapa begitu deras saat malam

Aku memeluk lengan
lewat hujan dalam rekam

Kering membatu
basah merayu

Dingin, dingin
Aku Ingin


Semarang, 17 September 2016
(saat hujan pukul dua pagi)
Zahid Paningrome Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Thursday, September 15, 2016

SUARA (SUARA) DALAM KEPALA


Pernahkan kamu mendengar suara-suara dalam kepalamu. Pernahkan kamu bertanya siapa dia? atau barangkali. Siapa mereka? Pernahkah kamu mencari tahu kenapa suara-suara itu ada. Kenapa dia atau barangkali mereka sering mengganggu pikiranmu. Menutupi suara hatimu sendiri.

Suatu hari aku berhasil mengajak suara-suara itu bicara, meski dalam urat syaraf yang tegang karena emosi yang tidak terkendali. Aku tidak ingin membeberkannya padamu, itu obrolan kasar sekaligus memalukan untuk dibagi.

Tapi tunggu! Aku akan menceritakannya sedikit-sedikit, untuk mengurangi rasa penasaranmu. Dekatkan matamu, baca baik-baik. Ohiya! Sebelumnya aku mau bilang, bahwa tidak ada yang salah dari perbuatan baik. Kalau ada orang yang menjauhimu karena kebaikanmu berlebihan dan terlalu, berarti ada bahaya yang sedang datang menghadang.

Oke, mari kita mulai! Aku menemukan fakta bahwa suara-suara dalam kepalaku adalah seorang pria dan dua wanita. Mereka mempengaruhi pikiranku saat matahari tepat diatas kepala. Mengangguku hingga kening terus berkeringat dan saling bersetubuh saat malam tiba. Bagian yang terakhir yang paling kusuka. Mereka membangkitkan feromonku dengan sangat lembut dan pelan.

Untuk kamu yang tidak mengetahui apa itu feromon. Stop membaca tulisan ini. Cari tahu dulu apa makna kata itu. Biasakan untuk memahami suatu hal sebelum menyelaminya lebih jauh. Bagi kamu yang tetap terus membaca. Aku ucapkan terimakasih. Kamu ada dalam lingkaran. Lingkaran Orang yang sudah paham atau orang yang malas alias bodoh, orang-orang yang melambatkan majunya negara ini.

Oke kita stop sampai disitu. Mari kita lanjutkan. Pria itu bernama Black, setidaknya dia menamai dirinya seperti itu. Tinggi besar dengan hitam yang menutupi seluruh tubuh. Hanya gigi putihnya dan matanya yang terlihat di kegelapan. Dia mengakui bahwa penisnya besar, membuat dua wanita itu bersedia dia setubuhi setiap malam. Aku tertawa mendengar itu, karena aku tidak bertanya. Persis seperti manusia jaman ini. Membanggakan diri sampai lupa bahwa tidak ada yang peduli dengan pencapaiannya.

Aku akan ceritakan satu-satu tentang dua orang wanita yang mendekam di pikiranku. Memanggil dengan suara rintihan minta dibelai, dipeluk, dicium dari bibir hingga vaginanya. Mereka wanita kotor, bagian dari gelapnya malam dan hitamnya pria itu. Black, Nama yang aneh.

Wanita pertama punya rambut bob, lehernya putih mulus, tempat bibir Black biasa bermain. Namanya Key. Setidaknya itu pengakuan dia. Kunci, katanya, dia bisa membuka kunci nafsu semua pria, mengendalikannya dan memuaskannya. Sekali lagi aku tertawa. Masih ada wanita seperti itu di dunia ini. Yang mengobral kelaminnya dengan harga murah. Meneriakkan paham feminisme tapi tidak paham betul apa artinya.

Wanita ini punya bibir yang tebal dengan bagian bawah yang agak keluar karena sering berciuman. Bibir-bibir wanita kebanyakan, yang bisa kamu temui di klub-klub malam setiap harinya. Mereka yang membuka aurat, menunjukkan payudara, pusar dan lekuk tubuh tapi menolak dinikmati tanpa bayaran. Lalu mereka teriak bahwa pikiran semua pria penuh nafsu. Aneh.

Mari kita balik, bagaimana jika pria-pria yang menunjukkan auratnya, memakai celana dengan retsleting terbuka dan tanpa menggunakan celana dalam.  Apa yang ada di pikiranmu saat ini? Jijik atau barangkali senang & suara-suara nakal mulai merajai pikiranmu. Bagaimana jika pria-pria menunjukkan kelaminya dimana-mana, di jalan, di kantor, di sekolah, di klub-klub malam. Kira-kira berapa banyak wanita yang langsung melakukan oral tepat saat itu juga?

Terlalu panjang, cukup! Aku akan menceritakan wanita kedua yang selalu memanggil namaku. Merintih minta tolong. Namanya Soul. Setidaknya itu katanya. Jiwa. Aku bingung, dia mengaku sebagai jiwaku tapi kenapa dia menghuni kepalaku. Aku mencoba mencari tahu. Dia wanita pendiam, tidak banyak bicara, warnanya paling terang diantara dua yang lain. Dia menangis setiap kali bersetubuh, dia tidak kuat menampung penis si Black yang terlalu besar untuk masuk mulut dan vaginanya. Sungguh kasihan. Dia dipaksa, terpaksa. Menunggu ada yang menolongnya.

Suara-suara dalam kepala bercampur membentuk irama, serupa tiang-tiang berjajaran yang diketuk seirama. Ada lubang dalam pikiranku. Aku harus mengisinya. Seperti puzzle, butuh pasangan yang pas untuk mengisi lubang-lubang kosong. Aku harus berusaha menemukan pasangan yang cocok. Itu sulit. Soul terus merintih minta tolong setiap malam, dia terdiam kala pagi hingga sore. Soul, wanita baik yang kasihan. Terbelenggu.

Suatu hari, aku tidak lagi mendengar suara soul. Aku bertanya pada Black dan Key yang sedang asik melakukan gaya women on top. Stop!! Jangan bertanya padaku apa itu. Kamu pasti paham. Jangan munafik, jangan membohongi apalagi membodohi diri sendiri. Kata Black, Soul telah mati, vaginanya robek, payudaranya kempes, jarum memenuhi tubuhnya. Key bilang, Soul wanita yang lemah tidak punya kekuatan sama sekali. Aku berkeringat mendengar itu, ada yang aneh, perlu aku cari tahu. Memahami suara-suara dalam kepala yang hilang entah kemana.

Black dan Key semakin parah. Suaranya tidak terkendali. Pusing aku dibuatnya, mereka pintar memanipulasi, pintar mempengaruhiku dalam mengambil keputusan. Mereka pintar, mereka cerdas. Tapi tidak punya attitude. Hina. Aku berusaha membunuh mereka berulang kali, namun tetap saja gagal. Ada apa ini. Siapa sebenarnya mereka?

Aku memejamkan mata. Menghiraukan suara-suara dalam kepala. Menutup semua pintu dan lubang dalam tubuhku. Hening dan tenang ada diantaraku. Mereka melindungi dengan keyakinan penuh. Sampai dalam satu titik aku menemukan Soul tergeletak tak berdaya pada lubang mataku. Matanya memerah, dalam kondisi telanjang, air matanya masih megalir begitu deras, seperti kelopak bunga yang terbawa arus sungai. Indah namun tidak terkendali.

Soul mulai merintih, suaranya pelan terdengar, meminta tolong. Aku menatapnya, air mataku mulai menetes. Ada wanita baik yang terbelenggu berada dalam pelukanku. Aku bertanya kenapa dia tidak menjawab, dia semakin erat memelukku. Aku tidak memikirkan hal-hal yang menghadirkan nafsu saat itu. Karena tidak ada gunanya ketika tubuhmu dikuasai nafsumu sendiri, apalagi dalam waktu yang tidak tepat.

Aku berdoa saat itu juga, memanggil nama tuhan untuk memberikan Soul pakaian untuk menutupi auratnya. Membersihkan tubuhnya juga menyembuhkan luka-lukanya. Suara Black dan Key muncul seketika itu, bersama permintaan yang datang begitu cepat. Tuhan memang baik. Aku menolak suara-suara dalam kepalaku. Aku melihat Black dan Key terbakar dengan api yang mengelilingi mereka. Mereka tidak merasa panas. Mereka tersenyum sampai api membakar habis tubuhnya. Black & Key hilang. Tapi, suaranya masih memanggil-manggil dalam kepala.

Keningku beradu, mengusir suara-suara itu. Soul melepaskan pelukannya. Menatapku yang merasa pusing, memegang kepala dan memukulnya keras. Suara-suara itu terus muncul, bertambah liar tiap detiknya. Soul mencoba menenangkanku, suaranya yang lembut memberiku intruksi untuk melawan suara itu. Katanya hanya dia dan suara hati yang mampu mengusir Black dan Soul.

Soul mencium keningku, suara Black pelan-pelan mulai menghilang tapi tidak sepenuhnya pergi. Hanya mengecil berganti dengan suara Key yang keras terdengar. Aku memeluk Soul, mencium keningnya. Suara Black benar-benar hilang setelahnya. Menyisakan suara Key yang terdengar seperti suara rintihan kesakitan. Soul menatapku dalam-dalam, seperti memintaku untuk mempercayainya. Aku mengangguk dan saat itu juga, dia mencium bibirku. Lembut tidak tergesa.

Jari-jari Soul menyentuh leherku, tangannya membungkusnya, menutupi setiap udara yang masuk. Aku memegang pinggangnya. Dalam ciuman itu dia sempat tersenyum, aku merasakan lekuk bibirnya. Lidahnya menyentuh gigiku, memintanya keluar dan ikut bermain, seperti seorang pegawai kebun binatang yang menjinakkan singa.  Lidah kita bersentuhan saling bertalut. Soul mengigit bibirku, setelahnya aku yang menggigit bibirnya. Jantungku dan Soul berdetak seirama. Aku tak mendengar lagi suara Key dalam kepala. Suara itu benar-benar hilang. Aku berhenti dalam permainanku dengan Soul.

Suara Key dan Black benar-benar hilang. Tanpa noda, tanpa bekas. Hanya ada aku dan Soul yang berdiri di depanku. Aku berterimakasih dengan tersenyum. Soul tersenyum, mengangguk dan mendekatiku... Tiba-tiba Soul melucuti pakaiannya. Aku menjauh, ada yang aneh. Soul tidak selembut dan semenenangkan sebelumnya. Dia terus mendekat, terus melucuti pakaiannya, aku terus mundur menjauh. Sampai pada ujung tebing yang dibawahnya mengalir arus yang sangat deras. Sekali lagi aku mundur, kematian siap menangkapku. Soul menggerak-gerakkan telunjuknya, memintaku untuk mendekatinya. Raut mukanya berubah, seperti seorang pelacur di lokalisasi.

Ada jurang yang sangat dalam tepat di belakangku, selangkah mundur artinya kematian. Soul terus mendekat, tubuh sepenuhnya telanjang. Haruskah aku maju? Aku harus mencari cara. Aku membuka bajuku, dinginnya udara menggetarkan bulu-bulu dada. Soul tersenyum, dia berhenti mendekatiku, telunjuknya masih memanggil-manggil. Penuh goda Soul menggerakkan lekuk tubuhnya seperti penari stripis dalam satu tiang pancang di klub malam.

Aku membuka celanaku. Telanjang serupa Soul. Aku mendekatinya, tubuh kami bersentuhan. Penisku menempel pada vaginannya, payudaranya menyentuh bulu-bulu dadaku. Aku menciumi lehernya, dia merintih menatap langit-langit. Dalam kenikmatan Soul, tanpa kesadarannya, Kami berputar, berganti letak posisi. Kini, tepat di belakang Soul jurang siap memakannya. Aku melumat bibir Soul, keras, meronta seperti sepasang kekasih di Indekost saat malam minggu tiba. Tangannya meraba leherku yang jenjang. Aku menjambak rambutnya, lalu mulai menciumi dadanya hingga lembut menjilat puting yang memerah. Selangkah lagi. Selangkah lagi.

Aku mendorong Soul, setengah tubuhnya jatuh sebelum kakinya melingkarkannya pada kakiku. 


Zahid Paningrome Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Thursday, September 8, 2016

SENJA JANGAN MARAH


Senyum yang mengobati rindu,
saat senja tertutup awan kelabu
Kini telah hilang berlalu

Selepas senja,
aku selalu bisa melihat wajahmu
di buku-buku yang ku baca

Melihatmu menjelma senja
yang terbit di setiap halamannya

Saat sore tiba,
aku melihat senja dari balik dinding yang kau bangun
Melihatmu tenggelam bersamanya

Memberi batas,
memisahkan cerita
yang telah lama kita tulis bersama

Percuma aku memanjat pergi,
jika kakiku terus kau tarik dari bawah

Selepas senja aku bertanya,
apakah akan berhenti
jika penantianku ditumbuhi sepi

Senja sore itu membuatku rindu
bibir yang pernah melumatku

Aku tak pernah ingin pergi
apalagi menjadi orang asing

Kau perempuanku
yang lahir dari sajak pengganti rindu

Masih adakah kamu
yang tersenyum di senjaku sore itu?

Untuk kali pertama
Aku benci senja


Semarang, 10 Juli 2016


Zahid Paningrome Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Thursday, September 1, 2016

Adalah Kamu


Aku ingin kamu tahu
Dimanapun kamu berada
Cintaku masih tetap sama

Aku ingin kamu tahu,
Sejauh apapun tubuh ini pergi
Jalan pulang tetap padamu

Aku ingin kamu tahu
Rinduku tak pernah berlalu
Rinduku adalah kamu


Semarang, 1 September 2016
Zahid Paningrome Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.